Kamis, 01 Maret 2012

Pesisir Utara Jakarta Rusak, Nelayan Terabaikan



Penataan pesisir pantai utara Jakarta melupakan nasib nelayan. Saat ini, kondisi pesisir pantai utara Jakarta mengalami kerusakan yang parah akibat pencemaran limbah industri dan reklamasi pantai yang tidak sesuai peruntukan.

"Kondisi buruk ini menambah penderitaan bagi 12.000 nelayan tradisional di tengah maraknya penangkapan ikan menggunakan kapal pukat harimau di teluk Jakarta," ujar Anggota Komisi IV DPR, Rofi Munawar, di Jakarta, Selasa (14/2/2012).

Menuru Rofi Munawar, perlu usaha serius dan terintegari dari Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) dalam menyelesaikan permasalahan ini.

Sehari sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) terungkap, kerusakan yang terjadi di pantai pesisir utara Jakarta bukan hanya terjadi di pantai, namun sudah masuk hingga ke Teluk Jakarta. Padahal kawasan ini memberi kehidupan bagi ribuan nelayan dan penyeimbang lingkungan Jakarta.

Menurut Rofi Munawar, limbah dan reklamasi pantai telah menyebabkan kondisi Teluk Jakarta memburuk. Saat ini banyak limbah pabrik yang tidak dikelola dengan baik dan langsung dibuang ke Teluk Jakarta.

Perilaku industri tersebut telah mematikan budidaya kerang hijau yang dilakukan hampir 400 nelayan dan merusak ekosistem sekitar yang menyebabkan air berwarna merah kecoklatan sehingga ikan, kepiting, udangn dan bahkan kerang hijau mati.

Adapun volume sampah terapung di perairan teluk Jakarta berkisar antara 20.428 meter kubik - 28.453 meter kubik. "Pemerintah perlu mewajibkan seluruh pabrik yang ada di pesisir pantai Jakarta memiliki sistem water waste treatment, sehingga limbah dapat dikelola dengan baik dan tidak membahayakan bagi lingkungan," tegas Rofi.